PALEMBANG , – Rapat persiapan rencana tatap muka pembelajaran di era new normal covid-19 digelar di ruang rapat Dinas Pendidikan Sumsel, Senin (28/12/2020).
Plt Asisten Pemerintahan dan Kesra Ahmad Najib mengatakan, rapat ini diikuti oleh tim ahli covid-19 Sumsel, dan mereka melihat kasusnya masih tinggi sehingga perlu diantisipasi.
Baca:
> Kapolda Jabar Kunjungi Pos Terpadu GTC Limbangan Garut
> Kuli Bangunan Berhasil Wujudkan Mimpi Jadi Prajurit TNI AD
“Rekomendasi dari tim ahli covid-19 sebaiknya pembelajaran tatap muka ditunda. Apalagi dari SKB 4 Menteri menyerahkan untuk pembelajaran siswa di sekolah itu diserahkan ke kepala daerah dan harus persetujuan orang tua.
“Sekolah tatap muka itu tidak dipaksakan. Dan rapat ini kita mendengarkan semua aspek. Namun yang paling penting itu kesehatan diutamakan,” ujarnya.
Najib menuturkan, pihaknya tidak akan tergesa gesa dan gegabah dalam memutuskan sekolah tatap muka.
“Tim ahli covid-19 melihat kondisi di seluruh kota dan kabupaten di Sumsel. Untuk daerah yang kasus covid-19 masih tinggi ditunda dulu pembelajaran tatap muka. Tapi untuk daerah yang kasusnya sudah turun, silahkan dengan syarat harus mematuhi protokol kesehatan dan menyiapkan sarana dan prasarananya,” bebernya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumsel Riza Fahlevi mengungkapkan, rapat ini membahas apakah akan dilakukan pembelajaran tatap muka atau masih pembelajaran jarak jauh (PJJ).
“Disdik melakukan rapat internal bersama seluruh dinas terkait. Kita juga menghimbau agar seluruh dinas kabupaten dan kota juga melakukan rapat bersama seluruh dinas terkait dan melibatkan gugus tugas covid-19,” katanya.
“Untuk rapat kita hari ini melibatkan KPAI, Pusat Kajian Pendidikan Sumsel, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak, dan Tim Ahli Gugus Tugas Covid-19. Dari hasil rapat, Tim ahli gugus tugas covid-19 memberikan masukan agar pembelajaran tatap muka ditunda,” tegasnya.
Kendati demikian, kata Riza, untuk daerah yang kasus covid-19 sudah turun, boleh melaksanakan pembelajaran tatap muka jika sarana dan prasarana di sekolah sudah lengkap. Selain itu, pembelajaran tatap muka harus ada izin dari orang tua.
“Kalau sarana dan prasarana di sekolah kurang memadai, maka pembelajaran jarak jauh dilakukan dengan berbagai inovasi agar siswa tidak bosan,” bebernya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Palembang Ahmad Zulinto menambahkan, untuk Kota Palembang masih zona merah. Ada beberapa kelurahan yang kasus covid-19 cukup tinggi, namun ada juga yang sudah zona kuning.
“Dengan masih banyaknya zona merah di beberapa kecamatan, maka resiko penyebaran covid-19 ini masih tinggi. Sehingga 96 persen untuk Paud, SD dan SMP negeri dan swasta belum siap membuka sekolah,” katanya.
> Jelang Libur Nataru 2021, Pangdam III/Siliwangi dan Kapolda Jabar Tinjau Pos Pengamanan Terpadu
> Cuaca Ektrim, Gubernur Ajak Masyarakat Tinggal Dirumah
> Baharuddin Terpilih Jadi Ketua DPD PKS Kota Palembang
Lebih lanjut Zulinto mengungkapkan, di Palembang hanya ada beberapa sekolah yang siap membuka sekolah melaksanakan pembelajaran tatap muka yakni 2 TK, serta SD dan SMP Al Furqon dan Muhamdiyah.
“Untuk sekolah yang mencoba membuka sekolah dengan pembelajaran tatap muka, kita akan cek apakah benar benar siap sarana dan prasarana untuk menerapkan protokol kesehatan, termasuk kelas kelasnya akan kita cek. Jadi untuk sekolah lainnya yang belum siap melaksanakan pembelajaran tatap muka maka pembelajaran daring dilanjutkan kembali,” pungkasnya.
(afd/yanti)