Rabu, 13 November 2024

Pemerintah Pusat Apresiasi Kinerja Daerah Kendalikan Inflasi

Pemerintah Pusat Apresiasi

 

 

BANDUNG , – Kementerian Dalam Negeri kembali menggelar Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2024 di Kantor Kemendagri, Senin 7 Oktober 2024. Pj Wali Kota Bandung, A. Koswara hadir langsung pada rapat tersebut.

Pada kesempatan tersebut, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian menyampaikan apresiasi terhadap kinerja daerah serta kementerian lembaga dalam upaya mengendalikan inflasi.

Tingkat inflasi Indonesia pada bulan September 2024 tetap rendah dan stabil. Realisasi inflasi Indonesia pada September 2024 terkendali di level sebesar 1,84 persen (yoy), atau lebih rendah dibandingkan Agustus 2024 sebesar 2,12 persen (yoy), dan masih masuk dalam rentang target 2,5%±1%.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada rekan rekan kementerian lembaga selalu tidak henti menjaga inflasi. Presiden memberikan apresiasi yang tinggi. Presiden Joko Widodo dan Presiden terpilih juga memberikan apresiasi karena inflasi bisa ditekan dibawah 3 persen bahkan menyentuh 1,84 persen,” katanya.

“Saya juga mengucapkan terima kasih kepada kepala daerah dapat menjaga inflasi daerah masing masing,” imbuhnya.

 

Pemerintah Pusat Apresiasi Kinerja Daerah Kendalikan Inflasi

 

Menurutnya, tingkat inflasi ini merupakan yang terendah dalam 20 tahun terakhir. Ia menyebut deflasi month-to-month pada September 2024 terutama disebabkan oleh penurunan harga pada komponen harga bergejolak (volatile food/VF) yang mengalami deflasi sebesar 1,34 persen (mtm) dan penurunan pada komponen harga diatur Pemerintah, terutama penurunan harga BBM.

Penurunan harga sejumlah komoditas pangan, seperti cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras, daging ayam ras, dan tomat didorong oleh masih berlangsungnya musim panen di sejumlah daerah sentra produksi.

“Deflasi yang terjadi 5 bulan terakhir dianggap akibat daya beli masyarakat menurun. Namun menurut data hal ini akibat harga yang bergejolak yang dipengaruhi banyak faktor terutama pada sektor pangan dan energi,” ujarnya.

“Kalau terjadi deflasi terlalu dalam yang senang konsumen, namun produsen atau petani mereka bisa rugi. Kenapa bisa murah karena suplai banyak. Konsumen senang namun petani menjerit. Jangan sampai turun drastis turunnya pelan,” tambahnya.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung merilis laporan inflasi September 2024. Hasilnya, Kota Bandung mencatatkan deflasi sebesar -0,24 persen pada September 2024, angka ini lebih baik dibandingkan deflasi Jawa Barat (-0,21 persen) dan nasional (-0,12 persen).

 

Kendali Inflasi 

 

Ada pun dalam catatan tersebut, penurunan harga terjadi di beberapa kebutuhan pokok seperti daging ayam ras, telur ayam ras, dan cabai merah.

Secara year on year (y-on-y), inflasi Kota Bandung masih terkendali di angka 1,73 persen, lebih rendah dibandingkan dengan Jawa Barat yang mencapai 2,09 persen serta inflasi nasional sebesar 1,84 persen.

Selama periode Januari hingga September 2024 (year to date), inflasi Kota Bandung mencapai 0,97 persen. Itu menunjukkan stabilitas harga yang lebih baik dibandingkan dengan tingkat nasional yang hanya 0,74 persen.

(red/rob)

Ikuti perkembangan berita terbaru Reportase Jabar Satu di Google News 

Bagikan Berita Ini
Array

Berita Terkait