IPW: Polri Dihimbau Tak Beri Izin Sepak Bola Liga 1 dan 2

JAKARTA , – Ketua Presidium Ind Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan Polri dihimbau agar tidak memberi izin pelaksanaan pertandingan sepak bola Liga 1 dan 2. Sebab Pandemi Covid-19 saat ini makin menyalak, sehingga dikhawatirkan akan menimbulkan banyaknya cluster baru. Selain itu dilarangnya Liga 1 dan 2 pada awal Oktober ini, sama artinya Polri akan menyelamatkan pelaksanaan Piala Dunia U-20 di Indonesia pada pertengahan 2021 mendatang, ” ungkapnya dalam laporan tertulis yang diterima reportasejabarsatu.com Kamis 24/9/2020.

Ind Police Watch (IPW) menilai, masalah Pandemi Covid-19, adalah faktor utama Polri untuk tidak memberi izin kepada PT Liga Indonesia Baru (LIB) dan PSSI untuk melanjutkan kompetisi Liga 1, yang akan dimulai 1 Oktober serta Home Tournament Liga 2, yang digelar di empat kota Medan, Riau, Lampung dan Cilacap, pada 17 Oktober 2020 Alasannya, kondisi Covid-19 di Indonesia, semakin meningkat. Jika, LIB tetap menggelar Liga 1 yang dipusatkan di Jogja bagi enam klub di luar Jawa, seperti Persiraja Banda Aceh, Barito Putra, Borneo FC, Bali United, PSM Makassar dan Persipura Jayapura, dikhawatirkan akan melahirkan cluster baru Pandemi Covid-19, ” ucapnya.

Ada dua alasan, kenapa Polri jangan memberi ijin kata Neta. Pertama, inskruksi Presiden Jokowi yang menegaskan, masalah kesehatan dan kemanusian lebih diutamakan, ketimbang masalah ekonomi. Kedua, maklumat Kapolri Jenderal Idham Aziz tentang semboyan “Salus Populi Suprema Lex Esto” yaitu Keselamatan Rakyat Merupakan Hukum Tertinggi”. Jika Liga 1 dan 2 tetap digelar dikhawatirkan akan banyak melahirkan cluster baru. Tentunya ini bertolak belakang pada sikap semua kepala daerah, yang sudah memberi instruksi kepada bawahannya, untuk menjalankan protokol kesehatan secara ketat, ” ujarnya.

Lanjut Neta Jika LIB dan PSSI tetap bandel menggelar kompetisi, dan melahirkan Cluster-cluster baru penyebaran Covid-19 di Jogjakarta dan sekitarnya. Lembaga sepak bola dunia – FIFA pasti akan mempertimbangkan, apakah Indonesia masih pantas menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 atau tidak. Padahal Piala Dunia U-20 itu dijadwalkan pada 20 Mei – 14 Juni 2021, diikuti 24 Negara.

Artinya, jika Liga 1 dan 2 tetap digulirkan. Siapa yang menjamin protokol Covid-19 dijalankan oleh masing-masing penyelenggara? Siapa yang menjamin, suporter tidak datang ke sekitar stadion? Siapa yang menjamin, jika pemain dan ofisial klub yang datang dari luar Jogja, tidak membawa virus Covid-19? Indikasi cluster-cluster baru di kota besar, semakin mewabah sudah terlihat. Even sepak bola, sangat mudah terindikasi Pandemi. Karena, masyarakat sepak bola Indonesia, cenderung tidak disiplin, dan sulit diatur, ” kata Neta.

Jika, Liga 1 dan 2 tetap digulirkan, dan cluster Covid-19 semakin meningkat, khususnya di kota Jogjakarta. Bukan mustahil FIFA akan menunda atau membatalkan Piala Dunia U-20 di Indonesia. Sebab FIFA menilai PSSI dan Pemerintah dianggap lengah dan tidak peduli dengan Pandemi Covid-19. Bukan mustahil pula ke-23 Negara yang lolos ke Piala Dunia U-20 Tahun 2021 akan menolak bermain di Indonesia. Sebab Pemerintah Indonesia dinilai tidak mampu menurunkan penyebaran virus pandemi. Apalagi sampai hari ini, tingkat kematian bertambah. Kenaikan yang terkena Covid-19 di Indonesia juga semakin besar.

Saat ini saja menurut Neta ada 59 Negara telah “melockdown” Indonesia karena melonjaknya angka Covid-19 dan penyebaran virus seakan tidak bisa dikendalikan. Jadi, lebih baik Polri melakukan pencegahan untuk tidak memberi izin kepada Liga 1 dan 2. Tujuannya agar Piala Dunia U-20 bisa diselamatkan dan berlangsung di Indonesia yang diikuti 23 negara. Daripada, dibatalkan FIFA, karena pemerintah Indonesia, tak mampu mengendalikan pandemi Covid-19, ” pungkas Neta.

(red)

Bagikan Berita Ini
Array

Berita Terkait