PALEMBANG , – Meminimalisir terjadinya genangan air serta memperbanyak daerah resapan air, Gubernur Sumsel H. Herman Deru menggagas Gerakan 10.000 Biopori. Peluncuran gerakan ini dilakukan pada Rabu (1/12) dimulai dari halaman kantor Radio Republik Indonesia (RRI) Palembang.
Dikatakan Herman Deru peluncuran Gerakan 10.000 Biopori pada ini juga mengurangi terjadinya Run Off atau aliran air pada permukaan tanah yang dapat menyebabkan terjadinya genangan air di beberapa titik wilayah di Kota Palembang.
Pada tahun ini, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan membuat lebih kurang 500 Unit lubang biopori dan diutamakan pada wilayah-wilayah yang secara topografi merupakan daerah yang lebih tinggi dari daerah sekelilingnya. Langkah ini bertujuan untuk mengoptimalkan daerah tangkapan air agar dapat mengurangi volume air yang tidak terserap kedalam tanah dan berpotensi mengalir kedaerah yang lebih rendah.
Pada Tahun depan, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan rencananya akan membuat lubang-lubang biopori maupun sumur resapan berjumlah sekitar 5.000 unit dan sisanya akan dilaksanakan di tahun 2023.
“Insan pers juga kita harap ikut mensosialisasikan teknologi sederhana dan tepat guna ini. Dan mestinya lubang resapan ini ada di setiap Rumah Tangga (RT),” ujar Herman Deru.
Tak hanya di lingkungan tempat tinggal, menurut Herman Deru lubang biopori ini juga dapat dimanfaatkan untuk lahan pertanian dan perkebunan. Menurutnya ini akan efektif digunakan untuk pemenuhan kebutuhan air jika musim kemarau datang.
>> Neymar Cedera Pegelangan Kaki Terancam Absen Delapan Pekan
“Sumur ini dapat meresap dan menampung air dan bisa digunakan untuk tanaman. Biopori ini adalah teknologi murah dan mudah. Maka tepat sekali PU PSDA mengajak Ormas dan lainnya untuk mensosialisasikan ini ke masyarakat,” ujar Herman Deru.
Lebih jauh Herman Deru mengatakan permasalahan genangan air mungkin tidak akan selesai dengan hanya dibuatnya program ini. Namun paling tidak dengan adanya gerakan ini, masyarakat dapat mengetahui bahwa upaya pencegahan banjir dapat dilakukan mulai dari lingkungan permukiman sendiri, yaitu dengan membuat lubang resapan dan sumur resapan yang sangat sederhana namun dapat berdampak besar jika dilakukan secara bersama-sama seluruh elemen masyarakat, baik itu di lingkungan Perkantoran, Permukiman masyarakat, Tempat Usaha, Sekolah, dan tempat-tempat lainnya.
Herman Deru juga mengimbau kepada para develpoer yang belom tersentuh jaringan PDAM bisa memanfaatkan ini sebagai antisipasi kekeringan saat musim kemarau datang.
Pada kesempatan itu Herman Deru juga tak lupa mengucapkan selamat merayakan hari jadi PU ke 76. Di usianya itu Herman Deru berharap PU tetap berkreatifitas melakukan hal bermanfaat bagi masyarakat.
Di tempat yang sama Kepala Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA)
Provinsi Sumsel Ir. H. Herwan mengatakan pembuatan lubang biopori ini merupakan salah satu upaya mencegah terjadinya banjir di Palembang. Biopori ini dibuat di topografi yang lebih tinggi agar dapat mengurangi run off yang dapat menyebabkan genangan air di area rendah.
Berdasarkan data di Kota Palembang saat ini ada 60 titik banjir yang tersebar di beberapa wilayah.
“Semoga ini dapat mewujudkan daerah tangkapan air yg lebih optimal nantinya,” ucap Herwan.
Peluncuran gerakan ini ditandai dengan pemasangan biopori secara simbolis di halaman kantor RRI Palembang. Gubernur Herman Deru tampak memasang lubang biopori didampingi Walikota Palembang H. Harnojoyo melalui Asisten II Pemkot Palembang, Ansyori, Ketua Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat (KORMI) Sumsel Hj Samantha Tivany HD B.Bus. MIB, Anggota DPRD Provinsi Sumsel M. Yaser, Kepala Dinas PUBM Dharma Budhy, Kepala Dinas PU Perkim Basyarauddin Akhmad, serta Komunitas Peduli Sungai dan Komunitas Masyarakat Peduli Banjir (KPSKMPB), Alexander serta sejumlah Kepala OPD di lingkungan Pemprov Sumsel.
(afd)